Saturday, April 11, 2015

“Pengertian evaluasi, pengukuran, penilaian serta hubungannya dengan evaluasi dalam pendidikan”

BAB I
PENDAHULUAN
Dalam sebuah proses pembelajaran komponen yang turut menentukan keberhasilan sebuah proses adalah evaluasi. Melalui evaluasi orang akan mengetahui sampai sejauh mana penyampaian pembelajaran atau tujuan pendidikan atau sebuah program dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Melalui Evaluasi, kita akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan social, sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik serta keberhasilan sebuah program.
            Dalam dunia pendidikan dan pembelajaran ada beberapa istilah yang sering digunakan, baik secara bersamaan maupun secara terpisah. Istilah tersebut adalah pengukuran. Penilaian, dan evaluasi. Secara umum orang hanya mengidentikkan kegiatan evaluasi sama dengan menilai, karena aktifitas mengukur biasanya sudah termasuk didalamnya. Pengukuran, penilaian dan evaluasi merupakan kegiatan yang bersifat hierarki. Artinya ketiga kegiatan tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan secara berurutan. Dan ketiga istilah tersebut memiliki perbedaan namun saling berhubungan. Oleh sebab itu pada pembahasan kali ini akan dibahas mengenai “Pengertian evaluasi, pengukuran, penilaian serta hubungannya dengan evaluasi dalam pendidikan”.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation; dalam bahasa Arab: al-Taqdiir; dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Dengan demikian secara harfiah, evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai penilaian dalam (bidang) pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.[1] Adapun dari segi istilah, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Menurut Gronlund, evaluasi adalah proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan program telah tercapai. Menurut Wrightstone evaluasi pendidikan adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa kea rah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum.[2] Sedangkan evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.[3]
Menurut Lembaga Administrasi Negara, evaluasi pendidikan adalah proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan atau usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik bagi penyempurnaan pendidikan.[4]
Evaluasi dapat juga diartikan proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan, yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas objek yang di evaluasi. Evaluasi sebagai upaya mengetahui sejauh mana tujuan pendidikan dapat tercapai dalam bentuk hasil belajar siswa di akhir program.[5] Dari pendapat di atas, ada beberapa hal yang menjadi ciri khas dari evaluasi yaitu:[6]
1.       Sebagai kegiatan yang sistematis, pelaksanaan evaluasi haruslah dilakukan secaraberkesinambungan. Sebuah program pembelajaran seharusnya dievaluasi disetiap akhir program tersebut,
2.    Dalam pelaksanaan evaluasi dibutuhkan data dan informasi yang akurat untuk menunjang keputusan yang akan diambil. Asumsi-asumsi ataupun prasangka. bukan merupakan landasan untuk mengambil keputusan dalam evaluasi, dan
3.    Kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena itulah pendekatan goal oriented merupakan pendekatan yang paling sesuai untuk evaluasi pembelajaran.
Dari pengertian di atas dapat simpulkan Evaluasi pendidikan adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar tertentu. Hasilnya diperlukan untuk membuat berbagai putusan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
B. Pengertian Pengukuran dan Penilaian
Pengukuran dalam bahasa Inggris dikenal dengan measurement dalam bahasa Arab adalah muqayasah, dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk “mengukur” sesuatu. Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu.[7] Jika kita mengukur suhu badan seseorang dengan termometer, atau mengukur jarak kota A dengan kota B, maka sesungguhnya yang sedang dilakukan adalah mengkuantifikasi keadaan seseorang atau tempat kedalam angka. Karenanya, dapat dipahami bahwa pengukuran itu bersifat kuantitatif. Pengukuran yang bersifat kuantitatif itu, dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1.       Pengukuran yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu seperti mengukur tinggi badan
2.       Pengukuran untuk menguji sesuatu seperti menguji daya tahan baterai.
3.       Pengukuran yang dilakukan untuk menilai. Pengukuran ini dilakukan dengan jalan menguji hal yang ingin dinilai seperti kemajuan belajar dan lain sebagainya.
Kegiatan pengukuran itu menjadi lebih kompleks lagi apabila digunakan dalam mengukur aspek psikologis seseorang, seperti kecerdasan, keahlian dan latihan tertentu. Demikian juga halnya pengukuran dalam bidang pendidikan, kita hanya mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu.[8] Menurut Cangelosi, pengukuran adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris. [9]
Penilaian merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dalam sistem pendidikan saat ini. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat dari nilai-nilai yang diperoleh siswa. Tentu saja untuk itu diperlukan sistem penilaian yang baik dan tidak biasa. Sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan gambaran tentang kualitas pembelajaran sehingga pada gilirannya akan mampu membantu guru merencanakan strategi pembelajaran. Bagi siswa sendiri, sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan motivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya.
Penilaian berarti menilai sesuatu. Menilai mengandung arrti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya. Menurut Suharsimi Arikunto; menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan baik, penilaian yang bersifat kuantitatif. Menurut Mahrens; penilaian adalah suatu pertimbangan profesional atau proses yang memungkinkan seseorang untuk membuat suatu pertimbangan mengenai nilai sesuatu.[10] Jadi penilaian itu sifatnya kualitatif. Seperti contoh, seseorang yang nilainya 90 dapat dikatakan pintar, sedangkan seseorang yang nilainya 60 dapat dikatakan sedang, dan seseorang yang nilainya 50 kebawah dapat dikatakan bodoh.
Dalam sistem evaluasi hasil belajar, penilaian merupakan langkah lanjutan setelah dilakukan pengukuran. Informasi yang diperoleh dari hasil pengukuran selanjutnya dideskripsikan dan ditafsirkan. Karenanya, menurut Djemari Mardapi penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran. Menurut Cangelosi penilaian adalah keputusan tentang nilai. Oleh karena itu, langkah selanjutnya setelah melaksanakan pengukuran adalah penilaian. Penilaian dilakukan setelah siswa menjawab soal-soal yang terdapat pada tes. Hasil jawaban siswa tersebut ditafsirkan dalam bentuk nilai.[11]
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Pengukuran sebagai proses memasangkan fakta-fakta objek dengan satuan-satuan ukuran tertentu. Sedangkan penilaian adalah proses membandingkan suatu objek atau gejala dengan menggunakan patokan tertentu seperti baik-tidak baik, memenuhi syarat-tidak memenuhi syarat, dan sebagainya
C.  Hubungan Evaluasi, Pengukuran dan Penilaian
Istilah evaluasi berbeda dengan istilah penilaian. Evaluasi digunakan dalam konteks yang lebih luas dan bisa dilaksanakan baik secara eksternal maupun internal. Adapun penilaian digunakan dalam konteks lebih sempit dan biasanya dilaksanakan secara internal, yakni oleh orang-orang yang menjadi bagian suatu system.[12]
Kedua istilah ini mempunyai pengertian sebagai suatu kegiatan menentukan keberadaan nilai, seperti baik-buruk atau efektif-tidak efektif, terhadap objek yang dievaluasi sesuai dengan tolak ukur tertentu, berdasarkan informasi atau data yang dikumpulkan dengan menggunakan cara-cara ilmiah. Perbedaan penggunaan istilah ini adalah pada lingkupnya, yaitu penilaian difokuskan pada kinerja tertentu, seperti hasil belajar siswa. Sedangkan evaluasi menjangkau kinerja yang lebih luas, seperti proses belajar mengajar dan hasil belajar.[13]
Untuk memahami apa persamaan, perbedaan, ataupun hubungan antara ketiganya, dapat dipahami melalui contoh di bawah ini:
1.       Apabila ada orang yang akan memberi sebatang penggaris kepada kita, dan kita disuruh memilih antara dua penggaris yang tidak sama panjangnya, maka tentu saja kita akan memilih yang “panjang”. Kita tidak akan memilih yang “pendek” kecuali ada alasan yang sangat khusus.
2.       Apabila kita membeli barang, maka kita akan memilih dahulu mana barang yang lebih “baik” menurut ukurannya. Apabila ingin membeli sayur maka kita akan memilih sayur yang segar, warnanya bagus, tidak ada yang busuk dll.
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa sebelum menentukan pilihan, kita mengadakan penilaian terhadap benda-benda yang akan dipilih. Dalam contoh pertama, kita memilih yang lebih panjang. Sedangkan dalam contoh kedua kita menentukan dengan perkiraan bentuk. Untuk dapat mengadakan penilaian, kita melakukan pengukuran terlebih dahulu. Dan setelah mengetahui hasi pengukuran, kita mengadakan penilaian. Dengan demikian ada dua macam ukuran, yakni ukuran yang terstandar dan ukuran perkiraan berdasarkan hasil pengalaman.
Dari dua langkah kegiatan yang dilalui, itulah yang disebut evaluasi, yakni mengukur dan menilai. Kita tidak dapat mengadakan penilaian sebelum mengadakan pengukuran.
1.       Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif.
2.       Menilai adalaah mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
3.       Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah yakni pengukuran dan penilaian.
BAB III
PENUTUP
Evaluasi dapat juga diartikan proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan, yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas objek yang di evaluasi.
Evaluasi pendidikan adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar tertentu.
Pengukuran sebagai proses memasangkan fakta-fakta objek dengan satuan-satuan ukuran tertentu. Pengukuran bersifat kuantitatif. Sedangkan penilaian adalah proses membandingkan suatu objek atau gejala dengan menggunakan patokan tertentu seperti baik-tidak baik, memenuhi syarat-tidak memenuhi syarat, dan sebagainya. Penilaian bersifat kualitatif. Sedangkan evaluasi merupakan gabungan dari pengukuran dan penilaian. Tanpa salah satunya, maka belum bisa dikatakan sebagai evaluasi.

DAFTAR PUSTAKA
Drs. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009)
DR. Farida Yusuf, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008)
 Pudji Muljono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 2007)
Siregar, Evelin. dan Hartini Nara., Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010)
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara, 2005)
http://smoeland.blogspot.com/2012/04/makalah-pengukuran-penilaian-dan.html



[1] Drs. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h. 1
[2] Pudji Muljono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 1
[3] Ibid, h. 2
[4] Drs. Anas Sudijono, opcit, h. 2
[5] Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Imtima, 2007), h. 103
[6] http://www.scribd.com/doc/15440094/Evaluasi-Hasil-Belajar
[7] Drs. Anas Sudijono, opcit, h. 4
[8] Siregar, Evelin. dan Hartini Nara., Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010), h.139
[9] Puji Muljono, opcit, h. 3
[10] Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara, 2005), h. 3
[11] http://smoeland.blogspot.com/2012/04/makalah-pengukuran-penilaian-dan.html
[12] Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan, opcit, h. 104
[13] ibid

No comments: