BAB I
PENDAHULUAN
Dalam sebuah proses pembelajaran komponen yang turut
menentukan keberhasilan sebuah proses adalah evaluasi. Melalui evaluasi orang
akan mengetahui sampai sejauh mana penyampaian pembelajaran atau tujuan
pendidikan atau sebuah program dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang
diinginkan. Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan
dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Melalui Evaluasi, kita akan
mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat,
hubungan social, sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik serta
keberhasilan sebuah program.
Dalam dunia pendidikan dan
pembelajaran ada beberapa istilah yang sering digunakan, baik secara bersamaan
maupun secara terpisah. Istilah tersebut adalah pengukuran. Penilaian, dan
evaluasi. Secara umum orang hanya mengidentikkan kegiatan evaluasi sama dengan
menilai, karena aktifitas mengukur biasanya sudah termasuk didalamnya.
Pengukuran, penilaian dan evaluasi merupakan kegiatan yang bersifat hierarki.
Artinya ketiga kegiatan tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan
dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan secara berurutan. Dan ketiga istilah
tersebut memiliki perbedaan namun saling berhubungan. Oleh sebab itu pada
pembahasan kali ini akan dibahas mengenai “Pengertian evaluasi, pengukuran,
penilaian serta hubungannya dengan evaluasi dalam pendidikan”.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa
Inggris evaluation; dalam bahasa
Arab: al-Taqdiir; dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Dengan demikian
secara harfiah, evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai penilaian dalam
(bidang) pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
kegiatan pendidikan.[1]
Adapun dari segi istilah, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu.
Menurut Gronlund, evaluasi adalah proses yang
sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan
program telah tercapai. Menurut Wrightstone evaluasi pendidikan adalah
penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa kea rah tujuan atau
nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum.[2] Sedangkan
evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan,
sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.[3]
Menurut Lembaga Administrasi Negara, evaluasi
pendidikan adalah proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan,
dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan atau usaha untuk memperoleh
informasi berupa umpan balik bagi penyempurnaan pendidikan.[4]
Evaluasi dapat juga diartikan proses menilai sesuatu
berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan, yang selanjutnya
diikuti dengan pengambilan keputusan atas objek yang di evaluasi. Evaluasi
sebagai upaya mengetahui sejauh mana tujuan pendidikan dapat tercapai dalam
bentuk hasil belajar siswa di akhir program.[5] Dari
pendapat di atas, ada beberapa hal yang menjadi ciri khas dari evaluasi yaitu:[6]
1. Sebagai
kegiatan yang sistematis, pelaksanaan evaluasi haruslah dilakukan secaraberkesinambungan.
Sebuah program pembelajaran seharusnya dievaluasi disetiap akhir program
tersebut,
2. Dalam pelaksanaan evaluasi dibutuhkan data
dan informasi yang akurat untuk menunjang keputusan yang akan diambil.
Asumsi-asumsi ataupun prasangka. bukan merupakan landasan untuk mengambil
keputusan dalam evaluasi, dan
3. Kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak
pernah terlepas dari tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
sebelumnya. Karena itulah pendekatan goal oriented merupakan pendekatan yang
paling sesuai untuk evaluasi pembelajaran.
Dari pengertian di atas dapat simpulkan Evaluasi
pendidikan adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai
hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya
menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar tertentu.
Hasilnya diperlukan untuk membuat berbagai putusan dalam bidang pendidikan dan
pengajaran.
B. Pengertian
Pengukuran dan Penilaian
Pengukuran dalam bahasa Inggris dikenal dengan
measurement dalam bahasa Arab adalah muqayasah, dapat diartikan sebagai
kegiatan yang dilakukan untuk “mengukur” sesuatu. Mengukur pada hakikatnya
adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu.[7]
Jika kita mengukur suhu badan seseorang dengan termometer, atau mengukur jarak
kota A dengan kota B, maka sesungguhnya yang sedang dilakukan adalah
mengkuantifikasi keadaan seseorang atau tempat kedalam angka. Karenanya, dapat
dipahami bahwa pengukuran itu bersifat kuantitatif. Pengukuran yang bersifat
kuantitatif itu, dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Pengukuran yang dilakukan bukan untuk
menguji sesuatu seperti mengukur tinggi badan
2. Pengukuran
untuk menguji sesuatu seperti menguji daya tahan baterai.
3. Pengukuran
yang dilakukan untuk menilai. Pengukuran ini dilakukan dengan jalan menguji hal
yang ingin dinilai seperti kemajuan belajar dan lain sebagainya.
Kegiatan pengukuran itu menjadi lebih kompleks lagi
apabila digunakan dalam mengukur aspek psikologis seseorang, seperti
kecerdasan, keahlian dan latihan tertentu. Demikian juga halnya pengukuran
dalam bidang pendidikan, kita hanya mengukur atribut atau karakteristik peserta
didik tertentu.[8]
Menurut Cangelosi, pengukuran adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan
empiris. [9]
Penilaian merupakan bagian penting dan tak terpisahkan
dalam sistem pendidikan saat ini. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat
dari nilai-nilai yang diperoleh siswa. Tentu saja untuk itu diperlukan sistem
penilaian yang baik dan tidak biasa. Sistem penilaian yang baik akan mampu
memberikan gambaran tentang kualitas pembelajaran sehingga pada gilirannya akan
mampu membantu guru merencanakan strategi pembelajaran. Bagi siswa sendiri,
sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan motivasi untuk selalu
meningkatkan kemampuannya.
Penilaian berarti menilai sesuatu. Menilai
mengandung arrti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri
atau berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh
dan sebagainya. Menurut Suharsimi Arikunto; menilai adalah mengambil keputusan
terhadap sesuatu dengan baik, penilaian yang bersifat kuantitatif. Menurut
Mahrens; penilaian adalah suatu pertimbangan profesional atau proses yang
memungkinkan seseorang untuk membuat suatu pertimbangan mengenai nilai sesuatu.[10] Jadi
penilaian itu sifatnya kualitatif. Seperti contoh, seseorang yang nilainya 90
dapat dikatakan pintar, sedangkan seseorang yang nilainya 60 dapat dikatakan
sedang, dan seseorang yang nilainya 50 kebawah dapat dikatakan bodoh.
Dalam sistem evaluasi hasil belajar, penilaian
merupakan langkah lanjutan setelah dilakukan pengukuran. Informasi yang
diperoleh dari hasil pengukuran selanjutnya dideskripsikan dan ditafsirkan.
Karenanya, menurut Djemari Mardapi penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau
mendeskripsikan hasil pengukuran. Menurut Cangelosi penilaian adalah keputusan
tentang nilai. Oleh karena itu, langkah selanjutnya setelah melaksanakan
pengukuran adalah penilaian. Penilaian dilakukan setelah siswa menjawab
soal-soal yang terdapat pada tes. Hasil jawaban siswa tersebut ditafsirkan
dalam bentuk nilai.[11]
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
Pengukuran sebagai proses memasangkan fakta-fakta objek dengan satuan-satuan
ukuran tertentu. Sedangkan penilaian adalah proses membandingkan suatu objek
atau gejala dengan menggunakan patokan tertentu seperti baik-tidak baik,
memenuhi syarat-tidak memenuhi syarat, dan sebagainya
C. Hubungan Evaluasi, Pengukuran dan Penilaian
Istilah evaluasi berbeda dengan istilah penilaian.
Evaluasi digunakan dalam konteks yang lebih luas dan bisa dilaksanakan baik
secara eksternal maupun internal. Adapun penilaian digunakan dalam konteks
lebih sempit dan biasanya dilaksanakan secara internal, yakni oleh orang-orang
yang menjadi bagian suatu system.[12]
Kedua istilah ini mempunyai pengertian sebagai suatu
kegiatan menentukan keberadaan nilai, seperti baik-buruk atau efektif-tidak
efektif, terhadap objek yang dievaluasi sesuai dengan tolak ukur tertentu,
berdasarkan informasi atau data yang dikumpulkan dengan menggunakan cara-cara
ilmiah. Perbedaan penggunaan istilah ini adalah pada lingkupnya, yaitu
penilaian difokuskan pada kinerja tertentu, seperti hasil belajar siswa.
Sedangkan evaluasi menjangkau kinerja yang lebih luas, seperti proses belajar
mengajar dan hasil belajar.[13]
Untuk memahami apa persamaan, perbedaan, ataupun
hubungan antara ketiganya, dapat dipahami melalui contoh di bawah ini:
1. Apabila ada orang yang akan memberi
sebatang penggaris kepada kita, dan kita disuruh memilih antara dua penggaris
yang tidak sama panjangnya, maka tentu saja kita akan memilih yang “panjang”.
Kita tidak akan memilih yang “pendek” kecuali ada alasan yang sangat khusus.
2. Apabila kita membeli barang, maka kita
akan memilih dahulu mana barang yang lebih “baik” menurut ukurannya. Apabila
ingin membeli sayur maka kita akan memilih sayur yang segar, warnanya bagus,
tidak ada yang busuk dll.
Dari contoh di atas dapat
disimpulkan bahwa sebelum menentukan pilihan, kita mengadakan penilaian
terhadap benda-benda yang akan dipilih. Dalam contoh pertama, kita memilih yang
lebih panjang. Sedangkan dalam contoh kedua kita menentukan dengan perkiraan
bentuk. Untuk dapat mengadakan penilaian, kita melakukan pengukuran terlebih
dahulu. Dan setelah mengetahui hasi pengukuran, kita mengadakan penilaian.
Dengan demikian ada dua macam ukuran, yakni ukuran yang terstandar dan ukuran
perkiraan berdasarkan hasil pengalaman.
Dari dua langkah kegiatan yang
dilalui, itulah yang disebut evaluasi, yakni mengukur dan menilai. Kita tidak
dapat mengadakan penilaian sebelum mengadakan pengukuran.
1. Mengukur adalah membandingkan sesuatu
dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif.
2. Menilai
adalaah mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk.
Penilaian bersifat kualitatif.
3. Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah
yakni pengukuran dan penilaian.
BAB
III
PENUTUP
Evaluasi dapat juga diartikan
proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan,
yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas objek yang di
evaluasi.
Evaluasi pendidikan adalah proses
kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang
dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data
kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar tertentu.
Pengukuran sebagai proses
memasangkan fakta-fakta objek dengan satuan-satuan ukuran tertentu. Pengukuran
bersifat kuantitatif. Sedangkan penilaian adalah proses membandingkan suatu
objek atau gejala dengan menggunakan patokan tertentu seperti baik-tidak baik,
memenuhi syarat-tidak memenuhi syarat, dan sebagainya. Penilaian bersifat
kualitatif. Sedangkan evaluasi merupakan gabungan dari pengukuran dan
penilaian. Tanpa salah satunya, maka belum bisa dikatakan sebagai evaluasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Drs. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2009)
DR. Farida Yusuf, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2008)
Pudji Muljono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 2007)
Siregar, Evelin. dan Hartini Nara.,
Teori Belajar dan Pembelajaran,
(Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010)
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:
Bumi aksara, 2005)
http://smoeland.blogspot.com/2012/04/makalah-pengukuran-penilaian-dan.html
[1] Drs. Anas Sudijono, Pengantar
Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h. 1
[2] Pudji Muljono, Pengukuran
dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 1
[3] Ibid, h. 2
[4] Drs. Anas Sudijono, opcit, h. 2
[5] Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan,
(Jakarta: PT. Imtima, 2007), h. 103
[6] http://www.scribd.com/doc/15440094/Evaluasi-Hasil-Belajar
[7] Drs. Anas Sudijono, opcit, h. 4
[8] Siregar, Evelin. dan Hartini Nara., Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010),
h.139
[9] Puji Muljono, opcit, h. 3
[10] Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara, 2005), h. 3
[11] http://smoeland.blogspot.com/2012/04/makalah-pengukuran-penilaian-dan.html
[12] Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan, opcit, h. 104
[13] ibid
No comments:
Post a Comment