BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara di Indonesia mengalami perkembangan dan perubahan
secara terus menerus sebagai akumulasi respon terhadap
permasalahan-permasalahan yang terjadi selama ini serta pengaruh perubahan
global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan budaya.
Indonesia yang merupakan egara berkembang, masih banyak masalah pendidikan yang
melanda Indonesia. Salah satunya adalah pendidikan yang belum mencerdaskan
bangsa. Hal ini menuntut perlu adanya perbaikan system pendidikan nasional
termasuk penyempurnaan kurikulum.
Posisi Timur Tengah sebagai tujuan
utama tempat studi Islam masih belum tergantikan di mata kaum Muslimin
Indonesia. Meski sebagian mereka mulai melirik Barat sebagai tempat studi
Islam, namun beberapa universitas dan pusat-pusat studi Islam di Timur Tengah
tetap menjadi alternatif utama untuk melanjutkan jenjang studi. Dua daerah
Timur Tengah yang paling sering dijadikan tumpuan tempat menimba ilmu keislaman
adalah haramain (Makkah dan Madinah) di Saudi Arabia serta Kairo di Mesir.
Lalu bagaimana pendidikan di negeri
Arab Saudi? Apakah kelebihan-kelebihan yang dimiliki pendidikan Arab Saudi?
akankah dapat diambil beberapa perbandingan.
Pemakalah akan coba paparkan tentang Pendidikan di Arab Saudi,
mudah-mudahan negara dimanfaatkan untuk menjadi bahan dalam mengembangkan
pendidikan Indonesia egara yang lebih baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Letak Geografis
Arab Saudi terletak di antara 15°LU
- 32°LU dan antara 34°BT - 57°BT. Luas kawasannya adalah 2.240.000 km². Arab
Saudi merangkumi empat perlima kawasan di Semenanjung Arab dan merupakan negara
terbesar di Asia Timur Tengah. Permukaan terendah di sini ialah di Teluk Persia
pada 0 m dan Jabal Sauda' pada 3.133 m. Arab Saudi terkenal sebagai sebuah
negara yang datar dan mempunyai banyak kawasan gurun. Gurun yang terkenal ialah
di sebelah selatan Arab Saudi yang dijuluki "Daerah Kosong" (dalam
bahasa Arab, Rub al Khali), kawasan gurun terluas di dunia atau lebih dikenal
dengan gurun Sahara.[1]
Namun demikian di bagian barat dayanya, terdapat kawasan pegunungan yang
berumput dan hijau. Hampir tidak ada sungai atau danau permanen di negeri ini,
tetapi terdapat sangat banyak wadi. Beberapa daerah subur dapat ditemukan dalam
endapan aluvial di wadi, basin dan oasis.
Negara ini berbatasan dengan Jordania, Kuwait, dan Irak di sebelah
utara, Laut Merah di sebelah barat, Qatar dan Uni Emirat Arab di sebelah timur,
serta Yaman dan Oman di sebelah selatan.
Saudi Arabia berpenduduk kurang
lebih 21,504,613 tahun 2000, 43% diantaranya berusia dibawah 15 tahun, 2,5 %
USIA di atas 65 tahun. Kerajaan Saudi
Arabia yang berdiri sejak tahun 1932. Bentuk pemerintahan negara Arab Saudi adalah kerajaan. Kerajaan yang berkonstitusi
dengan kepala negara raja dan kepala pemerintahan perdana menteri. Ibu kota
negara Arab Saudi adalah Riyadh. Diantara raja-raja yang pernah memerintah
adalah Abdul Aziz, Faisal Ibnu Abdul Aziz, Khallid Ibnu Abdul Aziz, dan Fahd
ibnu Abdul Aziz.[2]
B. Sejarah Pendidikan
Islam di Arab Saudi
Pada tanggal 23 September 1932,
Abdul Aziz bin Abdurrahman Al-Sa'ud memproklamasikan berdirinya Kerajaan Arab
Saudi atau Saudi Arabia (Al-Mamlakah Al-'Arabiyah Al-Su'udiyah) dengan
menyatukan wilayah Riyadh, Najd (Nejed), Ha-a, Asir, dan Hijaz. Abdul Aziz
kemudian menjadi raja pertama pada kerajaan tersebut. Dengan demikian dapat
dipahami, nama Saudi berasal dari kata nama keluarga Raja Abdul Aziz Al-Sa'ud.
Arab Saudi terkenal sebagai Negara kelahiran Nabi Muhammad SAW serta tumbuh dan
berkembangnya agama Islam, sehingga pada benderanya terdapat dua kalimat
syahadat yang berarti "Tidak ada tuhan (yang pantas) untuk disembah
melainkan Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah".
Pendidikan pada masa rasulullah
saw., sesuai dengan kondisi sosial politik pada masa itu, dapat dibagi menjadi dua periode yaitu
periode Mekah dan Madinah. Pada periode Mekah pendidikan dimulai dengan cara
sembunyi-sembunyi, tahap terang-terangan dan tahapan umum. Lembaga pendidikan
pada masa itiu adalah rumah Arqam bin Abi Arqam dengan materi pendidikan
tauhid, Al-Qur’an. Pada periode Madinah, Rasulullah saw. mulai dengan
mendirikan masjid dan pembentukan negara Madinah.
Rasulullah bersama sahabat terus
mengembangkan agama Islam. Sampai Islam berkembang ke beberapa negeri. Setelah
Rasulullah wafat perjuangan dilanjutkan oleh para sahabat, sehingga Islam
semakin berkembang keseluruh penjuru dunia. Selanjutnya pendidikan Islam
berkembang di tanah Arab, terutama di Madinah dan Mekah, sehingga Mekah dan
Madinah menjadi pusat studi dan perkembangan intelektual. Ini terbukti dengan
munculnya intelektual Muslim seperti Imam Ali, Imam Abbas, Imam Jafar Sadiq dan
lain-lain.
Menurut Taqi al-din al-Fasi al-Makki
al-Maliky (775-832 H / 1373-1428 H), madrasah pertama yang ada di Mekkah adalah
madrasah al-Urshufiyah hingga awal abad ke 17, setidaknya ada 19 madrasah yang
didirikan di Mekah. Sedangkan di Madinah
perkembangan madrasah tidak sebagus diMekkah, pasalnya sumber-sumber yang
berkenaan dengan sejarah Madinah pada umumnya tidak membahas hal ini.
Selanjutnya pendidikan Islam terus berkembang di dua tanah suci dan seluruh
pelosok Arab Saudi. Sampai saat ini sudah banyak madrasah, sekolah serta
perguruan tinggi yang jumlahnya semakin bertambah dan berkembang dengan cepat
sehingga melahirkan universitas yang ternama di Arab Saudi bahkan di luar Arab
Saudi.
C. Tujuan Pendidikan di
Arab Saudi
Pendidikan telah menjadi perhatian
utama di Saudi Arabia, khususnya semenjak tahun 1954 ketika Kementrian Pendidikan
dibentuk. Rencana pembangunan telah memformalkan maksud ini.
Sasaran-sasarannya, dan mengiringinya kea rah arus pembangunan nasional. Dalam
upaya pembangunan nasional, system pendidikan dibebani tiga tujuan:[3]
1. Untuk memberikan sekurang-kurangnya
pendidikan dasar bagi seluruh penduduk
2. Untuk mempersiapkan murid-murid dengan
keterampilan yang diperlukan untuk pengembangan ekonomi yang terus berubah
3. Untuk mendidik anak-anak dalam
kepercayaan, praktek, nilai-nilai serta kebudayaan Islam.
D. Managemen pendidikan di Arab Saudi
1. Kurikulum dan metode Pembelajaran
Sistem pendidikan di
Saudi Arabia pada dasarnya mengambil kurikulum yang ada pada Negara-negara Arab
lainnya, terutama Negri Mesir, dengan lebih menekankan pada mata pelajaran
keagamaan. Kurikulum untuk sekolah-sekolah pria dan wanita pada setiap jenjang
yang sama pada praktiknya, kecuali sekolah wanita ,menambahkan pelajaran
manajemen rumah tangga sementara sekolah pria ,menambahkan mata pelajaran pendidikan jasmani, yang tidak diajarkan pada
wanita. Sekolah-sekolah swasta diharuskan oleh peraturan mengikuti kurikulum
yang sama seperti pada sekolah-sekolah
negeri. Sungguhpun demikian,
banyak sekolah swasta yang boleh menambahkan mata pelajaran popular
seperti bahasa inggris dan komputer.
Kementrian
Pendidikan dan Badan Administrasi Umum Pendidikan Wanita (GAGE) sama-sama
memiliki bagian kurikulum, walaupun sedikit sekali yang telah berubah dalam
kurikulum mereka semenjak pendiriannya. Kedua lembaga itu, menyewa
pengarang-pengarang untuk menyiapkan buku teks, mencentaknya, serta
membagikannya kesekolah-sekolah. Dengan
demikian, terdapat kurikulum yang seragam diseluruh Saudi Arabia.[4]
Penerapan kurikulum
dimonitor melalui berbagai cara seperti melalui kepala sekolah, kunjungan oleh para
inspektur dikantor-kantor distrik, dan juga melalui sistem ujian akhir yang
mencakup seluruh materi yang seharusnya diajarkan pada setiap semester.
Pemilihan metode
mengajar, berbeda antara masing-masing mata pelajaran. Guru-guru mata pelajaran
agama lebih menekankan hapalan, dan jarang sekali menggunakan peralatan
mengajar selain dari papan tulis. Guru bahasa arab menggunakan papan tulis di
samping menggunakan metode hapalan teks. Guru bahasa ilmu eksakta menggunakan
laboratorium kalau peralatan itu tersedia di sekolahnya. Tetapi, hampir semua
laboratorium sekolah serba tidak lengkap, baik kekurangan dalam peralatannya,
atau dalam tenaga profesional, atau keduanya. Laboratorium bahasa tersedia
hanya pada sekolah-sekolah yang tergolong elit untuk pengajaran bahasa inggris.
Bahasa Arab
merupakan pengantar mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama sampai
kelevel sekolah menengah atas. Pada perguruan tinggi, bahasa arab menjadi
bahasa pengantar pada bidang seni, himaniora, dan ilmu-ilmu sosial. Bahasa
inggris merupakan bahasa pengantar pada bidang engineering, kedokteran dan
ilmu-ilmu alami. Jarang sekali buku-buku teks untuk level perguruan tinggi yang
ditulis dalam bahasa arab, dan dosen-dosen yang harus menggunakan bahasa arab
terpaksa mengetik bahan kuliyahnya terlebih dahuli kedalam bahasa arab dan
menggunakannya sebagai bahan dasar perkuliyahannya serta menggunakannya sebagai
buku teks juga. Akibatnya ialah terjadinya pendangkalan ilmu pengetahuan pada
beberapa jurusan di perguruan tinggi. [5]
2. Ujian dan Kenaikan Kelas
Di Arab Saudi
berlaku sistem ujian sesuai dengan grade. Pada grade 1 sampai 12, tahun ajaran
dibagi menjadi dua semester. Bahan belajar untuk satu tahun dibagi dalam dua
bagian. Pada akhir setiap semester, diadakan ujian yang mencakup bahan
pelajaran satu semester. Nilai ujian murid ditambahkan untuk kedua semester dan
menghasilkan nilai untuk tahun itu. Apabila nilai itu lebih rendah dari
presentase tertentu biasanya 50%, murid itu gagal dalam mata pelajaran itu, dan
harus mengikuti ujian kembali pada libur musim panas. Sekiranya murid yang
bersangkutan gagal lagi memperoleh nilai minimal, ia terpaksa mengulang pada
grade yang sama, mengambil kembali semua mata pelajaran, termasuk yang sudah
mendapat nilai baik (sudah lulus). Berhasil melewati dengan demikian, merupakan
satu-satunya kriteria untuk naik dari grade yang satu ke grade yang lebih
tinggi.[6]
Sistem ujian
perguruan tinggi juga berlangsung dalam sistem semester. Beberapa universitas
dipakai satuan kredit semester (SKS), dan dengan demikian mahasiswa yang gagal
dalam satu mata kuliyah tidak harus mengulang keseluruhan tahun atau semester,
atau mengulang semua mata kuliah yang diambil tahun atau semester itu. Yang
diulang hanta mata kuliah yang belum lulus saja, dengan catatan kalau mata
kuliah itu merupakan mata kuliah wajib (required).
Tetapi dalam
tahun 1991, sisitem SKS mwndapat kritikan yang sangat keras dan dihentikn untuk
semua universitas kecuali pada King Fahd University of Petrolium of Petrolium
and Miniral.
E. Jenis dan Tingkat
Pendidikan
1. Pendidikan
Pra-Sekolah, Dasar, Menengah dan Pendidikan Tinggi
Disamping sisi dunia kerja, daya
tarik Arab Saudi yang lain adalah dunia pendidikan. Sistem pendidikan di Arab
Saudi memisahkan antara laki-laki dan perempuan sesuai dengan syariat Islam.
Secara umum, sistem pendidikan dibagi menjadi 3 bagian utama:
a. Pendidikan umum untuk
laki-laki
b. Pendidikan umum untuk
perempuan
c. Pendidikan Islam
untuk laki-laki
Untuk pendidikan umum, baik
laki-laki dan perempuan mendapat kurikulum yang sama dan ujian tahunan yang
sama pula. Pendidikan umum dibagi menjadi 5 bagian:
1. Pendidikan Pra-Sekolah (4-5 tahun)
2. Pendidikan
Dasar yang terdiri dari SD (6-12 tahun).
3. Pendidikan
Menengah (12 – 15 tahun).
4. Pendidikan Sekunder (15-18 tahun).
5. Pendidikan Tinggi (Universitas atau Akademi).
Pendidikan bagi anak-anak wanita
Arab Saudi dikelola secara khusus oleh suatu badan yaitu General
Administration of Girl’ Education (GAGE)
yang dibentuk pada tahun 1960. Pendirian sekolah-sekolah khusus bagi anak-anak
wanita tertunda karena adanya rasa keberatan dari sebagian orang tua dan ulama
yang beranggapan bahwa pendirian sekolah-sekolah modern itu dampak berdampak
tidak baik terhadap anak-anak wanita. Sekolah-sekolah wanita diletakkan dibawah
pengawasan dan pengelolaan ulama, dan dengan demikian terpisah dari Kementerian
Pendidikan.
Pendidikan Islam tradisional bagi
laki-laki difokuskan untuk membentuk calon-calon anggota dewan ulama. Kurikulum
untuk sekolah Islam tradisional juga sebagian menggunakan kurikulum pendidikan
umum, tetapi fokusnya pada Studi Islam dan Bahasa Arab. Untuk pendidikan agama,
dilakukan di bawah supervisi dari Universitas Islam Imam Saud (Riyadh) dan
Universitas Islam Madinah (Madinah). Namun demikian, di universitas-universitas
umum, pelajaran agama Islam merupakan mata kuliah wajib apapun jurusan yang
diambil mahasiswa. Pada tahun 1985, total anggaran untuk pendidikan mencapai
US$ 2.5 milyar atau setara dengan 3.6 % dari total anggaran belanja nasional
Arab Saudi. Setiap mahasiswa lokal maupun asing di universitas negeri mendapat
beasiswa setiap bulan dari kementerian pendidikan sebesar SAR 800 hingga SAR
1000. Sistem Pendidikan di Arab Saudi
terdiri dari pendidikan pra-sekolah, pendidikan dasar, pendidikan sekunder, dan pendidikan tinggi
yang akan dijabarkan lebih jauh sebagai berikut:
1.
Pendidikan
Pra Sekolah
Seluruh pendidikan prasekolah di Arab Saudi berada dibawah GAGE.
Alasannya karena seluruh personil yang terlibat dalam pengelolaannya baik staff
administrasi atau guru adalah wanita. Pada sekolah-sekolah ini berlaku sistem
koeduksional dimana anak laki-laki boleh digabung dengan anak perempuan sampai
mereka berumur 7 tahun. Sesudah itu mereka dipisahkan, anak laki-laki
meneruskan sekolahnya dibawah Kementerian Pendidikan, dan anak perempuan ke
sekolah-sekolah yang berada dibawah GAGE.
Pra- Pendidikan Dasar ini sama dengan Pendidikan Taman Kanak-Kanak
dari usia 4–5 tahun pendidikan ini ditawarkan secara gratis dan bersifat
sukarela. Program yang akan diberikan pada pendidikan ini adalah program
pedagogis, dan tidak terorganisir untuk mempersiapkan diri masuk sekolah.[7]
2. Pendidikan Dasar
(Primary Education), terdiri dari:
a. Sekolah Dasar
Pada Pendidikan
Dasar anak-anak mulai masuk sekolah pada usia 6 – 12 Tahun Kurikulum atau mata
pelajaran yang ada di pendidikan dasar adalah sebagai berikut : Bahasa Arab,
Pendidikan seni, Geografi, Sejarah, Ekonomi rumah (untuk anak perempuan ),
Matematika, Pendidikan Jasmani (untuk anak laki-laki), Studi islam dan Sain.
Sertifikat: shahadat Al Madaaris Al Ibtidaa'iyyah (Umum Elementary School
Certificate).[8]
b. Sekolah Menengah
Pada Pendidikan Menengah anak-anak mulai masuk sekolah pada usia 12
– 14 tahun. Kurikulum yang ada di pendidikan
menengah adalah sebagai berikut:
Bahasa Arab, Pendidikan seni, Geografi,
Sejarah, Ekonomi rumah (untuk anak perempuan), Matematika, Pendidikan Jasmani
(untuk anak laki-laki), Studi Islam dan Sain dan bahasa, Tambahannya adalah bahasa Inggris.
Sertifikat: shahadat Al-Kafa'at Al-Mutawassita (Intermediate School
Certificate)
3. Pendidikan Lanjutan
(Secondary Education), terdiri dari:
a. Pendidikan Lanjutan Umum
Durasi: 3 tahun
(umur 15 – 18 tahun). Pelajaran wajib: selama tahun pertama mendapat pelajaran
umum yang sama, 2 tahun terakhir dibagi menjadi sains dan sosial (literacy).
Siswa yang mempunyai grade 60% atau lebih boleh memilih keduanya, sedangkan
yang kurang 60% harus memilih sosial.
Pelajaran umum:
Bahasa arab, biologi, kimia, bahasa inggris, geografi, sejarah, ekonomi rumah
tangga (khusus perempuan), matematika, pendidikan fisika (khusus laki-laki),
dan pendidikan agama.
b. Pendidikan Lanjutan Agama
Durasi: 3 tahun
(umur 15 – 18 tahun). Bahasa arab dan literature, bahasa Inggris, kebudayaan
umum, geografi, sejarah, dan pendidikan agama.
c. Pendidikan Lanjutan Teknik
Ada tiga tipe
pendidikan lanjutan teknik yaitu teknikal, komersial, dan agrikultural. Durasi:
3 tahun (umur 15 – 18 tahun). Kurikulim 3 tipe lanjutan teknik yaitu :[9]
1) Teknikal : gambar arsitektur, otomotif,
elektrikal, mekanika mesin, mekanika metal, radio dan televisi. Dengan
pelajaran tambahan bahasa Arab, kimia, bahasa Inggris, matematika, pendidikan
fisika, fisika, dan pendidikan agama.
2) Komersial : bahasa Arab, akuntansi dan
pembukuan, korespondensi komersial, ekonomi, bahasa Inggris, matematika
ekonomi, matematika umum, geografi, manajemen dan kesekretariatan, dan
pendidikan agama.
3) Agrikultural : ekonomi agrikultur, agronomi,
perkembangbiakan hewan, biologi terapan, kimia terapan, matematika terapan,
fisika terapan, bahasa Arab, bahasa Inggris, manajemen pertanian dan lahan,
holtikultura, pendidikan agama, pemasaran, dan nutrisi pangan.
Dan juga tersedia pendidikan khusus
menghafal al-Qur'an di jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan
Sekolah Menengah Atas, dam juga Pendidikan Industri, Perdagangan dan Pertanian.
Pendidikan Umum diawasi oleh Kementerian Pendidikan dan Pengajaran Arab Saudi
sementara Pendidikan Tinggi diawasi oleh Kementerian Pendidikan Tinggi Arab
Saudi.[10]
Pada tahun 1424 H (2003-2004) telah
keluar peraturan baru yakni mengadakan ujian kemampuan untuk seluruh siswa
kelas akhir di tingkat Sekolah Menengah Atas (Tsanawiyah) yang diadakan di
Universitas-universitas oleh Pusat Standarisasi dan Pengembangan Arab Saudi,
tes tersebut mengukur bidang kebahasaan dan keolahragaan. Selain itu, bagi para
siswa yang akan melanjutkan studinya di bidang kedokteran atau teknik
diwajibkan untuk mengikuti ujian prestasi dengan 5 mata pelajaran (Matematika,
Kimia, Fisika, Bahasa Inggris dan Biologi). Pada tahun 1434 H (2012-2013), mata
pelajaran Bahasa Inggris dihapus dari ujian prestasi tersebut.[11]
Sejak beberapa tahun yang lalu,
Pemerintah Arab Saudi juga membuat Program Pelayan Dua Tanah Suci untuk
Beasiswa ke luar negeri, yakni program besar dan ambisius yang bertujuan untuk
mengembangkan bakat Warga Negara Arab Saudi dengan mengirimkan warga Saudi ke
universitas-universitas di berbagai belahan dunia, program ini sudah diikuti
oleh 10 ribu penerima beasiswa.
3. Pendidikan Tinggi
(Higher Education)
Pendidikan tinggi atau universitas
di Arab Saudi terbagi menjadi dua bagian utama yakni Pendidikan Agama dan
Pendidikan Umum. Namun demikian, sekarang sudah sangat banyak universitas yang
menggabungkan keduanya. Jenis perguruan tinggi di Arab Saudi adalah
universitas, institut untuk perempuan (college for women), institut
administrasi publik (institute of public administration) dan institut keguruan
(teacher training college). Semua universitas berada di bawah supervisi
Kementerian Pendidikan Tinggi (Ministry of Higher Education) kecuali
Universitas Islam Madinah (Islamic University of Medinah), Universitas terbaik
di Arab Saudi untuk pendidikan agama Islam, yang berada di bawah supervisi
dewan menteri (Council of Ministers). Untuk memasuki perguruan tinggi di Arab
Saudi, calon mahasiswa harus memenuhi tes masuk perguruan tinggi (General
Secondary Education Certificate Examination) atau Tawjihi.[12]
1) Pendidikan Tinggi Universitas
Untuk pendidikan tinggi universitas,
tingkatannya sama seperti universitas pada umumnya, yaitu: Strata 1 (Bachelor),
Strata 2 (Master), dan Strata 3 (Doctor). Untuk S1, waktu yang dibutuhkan
adalah 4 tahun (minimal), tetapi untuk teknik, medis, dan farmasi dibutuhkan
minimal 5 tahun untuk menyelesaikannya. Untuk S2 (Master) dibutuhkan minimal 2
tahun untuk menyelesaikannya dengan syarat harus sudah menyelesaikan S1.
Ada dua jalur untuk S2, dengan tesis
(by thesis) atau dengan kuliah (by course). Apabila kita mengambil jalur tesis,
maka setelah menyelesaikan matakuliah yang sudah ditentukan, kita harus
menyelesaikan tesis kurang lebih selama satu tahun ( 2 semester), sedangkan
untuk jalur kuliah, kita hanya perlu menyelesaikas seluruh mata kuliah yang
telah ditentukan, namun dengan jumlah mata kuliah yang lebih banyak.[13]
Untuk S3, lama waktu yang dibutuhkan
adalah 3 tahun setelah menyelesaikan S2. untuk S3, kita harus menyelesaikan
mata kuliah dan mengumpulkan disertasi yang merupakan hasil riset independen
yang telah dilakukan. Selain itu, tambahan syarat kadang-kadang diperlukan,
seperti: minimal mempublikasikan jurnal internasioanl atau konferensi
internasional.[14]
Sebagai tambahan, ada beberapa
universitas khusus untuk perempuan yang sebagian besar berfokus kepada ilmu
pendidikan. Jenjang yang tersedia untuk universitas khusus perempuan ini mulai
dari S1 sampai S3.
Universitas besar di Arab Saudi di
antaranya King Saud University, King Fahd University of Petroleum and Mineral,
King Abdul Aziz University, King Faisal University, dan universitas baru King
Abdullah University of Science and Technology (KAUST).
2) Pendidikan Tinggi Non
Universitas
a) Technical College
Pendidikan
tinggi ini setara dengan diploma yang harus diselesaikan selama 3 tahun. Bidang-bidang
yang tersedia: control otomatis, sistem elektrikal otomatis, otomotif,
perlengkapan elektrik, instalasi elektrik, kimia industri, elektronik industri,
dan teknik produksi.
b) Higher Technical Institute
Pendidikan ini seperti layaknya D1
yang dapat diselesaikan selama 1 tahun saja.
c) Higher Technical Institutes for Financial and
Commercial Science
Pendidikan
tinggi ini khusus untuk ilmu keuangan dan komersial. Kurikulum yang tersedia
adalah: akuntansi, korespondensi komersil dan bisnis, bahasa ingris, asuransi,
kebudayaan Islam, pemasaran dan periklanan, pembelian dan inventori, dan kesekretariatan. Lama pendidikan yang
harus ditempuh adalah selama 2 tahun.
d) The Institute of Public
Administration
Lama studi
untuk jenis pendidikan tinggi ini adalah selama 2 sampai 3 tahun. Bidang-bidang
yang tersedia adalah: perbankan (2 tahun), pemrosesan data elektronik (2.5
tahun), administrasi rumah sakit (2 tahun), ilmu kepustakaan (3 tahun), ilmu
personil (2 tahun), ilmu kesekretariatan (2 tahun), dan ilmu pergudangan (2
tahun).
e) Teacher Training College
Untuk
pendidikan keguruan terbagi menjadi 3 jurusan: guru sekolah dasar dan menengah
pertama (primary school), guru sekolah menengah atas (secondary school), dan
guru pendidikan lanjut (higher education).
2.
Pendidikan
Khusus
Jumlah keseluruhan murid yang dilayani pada sekolah pendidikan
khusus jauh dibawah yang diharapkan
pemerintah jelas merupakan kelemahan dan kemunduran yang terdapat dalam system
pendidikan Saudi Arabia. Sekolah-sekolah biasa tidak dilengkapi dengan atau
tidak punya staf yang khusus untuk melayani anak-anak yang punya cacat ringan,
dan tanpa lembaga pendidikan khusus yang memadai jumlahnya.[15]
3.
Pendidikan
Orang Dewasa dan Nonformal
Tujuan umum pendidikan bagi orang dewasa di Saudi Arabia ialah
untuk menghilangkan keadaan buta huruf masyarakat Saudi. Antara 70-80% penduduk
Saudi yang berusia 15 tahun ke atas pada tahun 1982 diperkirakan tidak dapat
membaca dan menulis (illiterate).
Penghapusan iliterasi merupakan tujuan utama bagi sebagian orang,
bagi sebagian besar orag-orang yang ikut program pendidikan, tujuannya lebih
besar dari itu. Mereka ingin memenuhi persyaratan untuk pekerjaan baik di
sector swasta atau pemerintah serta memperbesar peluang untuk mendapat promosi.
Pendidikan keterampilan bukanlah tujuan pendidikan orang dewasa di Saudi
kecuali pada sebagian kecil sekolah-sekolah untuk wanita yang diselenggarakan
pihak swasta dan pemerintah. Partisipasi masyarakat dalam program pendidikan
orang dewasa menurun pada tahun 1979-1980 mencapai 9,8%. Ada berbagai factor
penyebab antara lain:[16]
a.
Pendidikan
non formal di Saudi dalam pandangan orang dewasa berbentuk pelajaran persiapan
memasuki perkuliahan di perguruan tinggi, dan tidak ada atau sedikit sekali
pendidikan yang bertalian dengan pekerjaan.
b.
Pemerintah
secara resmi sedang berusaha untuk menghapuskan iliterasi, maka program
pendidikan orang dewasa tidak mencapai sasarannya.
c.
Peningkatan
pendapatan Negara melalui minyak dan yang berhubungan minyak, maka program
subsidi dan program kesejahteraan seharusnya juga bertambah banyak unuk
pendidikan nonformal, tetapi penerimaannya sering tidak relevan.
BAB III
PENUTUP
Daya tarik Arab Saudi disamping sisi
dunia kerja, adalah dunia pendidikan. Sistem pendidikan di Arab Saudi
memisahkan antara laki-laki dan perempuan sesuai dengan syariat Islam. Secara
umum, sistem pendidikan dibagi menjadi 3 bagian utama: Pendidikan umum untuk
laki-laki, Pendidikan umum untuk perempuan dan Pendidikan Islam untuk
laki-laki.
Pendidikan Islam tradisional bagi
laki-laki difokuskan untuk membentuk calon-calon anggota dewan ulama. Kurikulum
untuk sekolah Islam tradisional juga sebagian menggunakan kurikulum pendidikan
umum, tetapi fokusnya pada Studi Islam dan Bahasa Arab. Untuk pendidikan agama,
dilakukan di bawah supervisi dari Universitas Islam Imam Saud (Riyadh) dan
Universitas Islam Madinah (Madinah).
Sistem Pendidikan pada pendidikan umum di Arab Saudi terdiri
dari pendidikan dasar, pendidikan
sekunder, dan pendidikan tinggi. Dan masing-masing pendidikan didukung oleh
mata pelajaran yang berbeda sesuai dengan tujuan dari pendidikan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Imdadun Rahman, Arus Baru Radikal
Islam: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke Indonesia, (Erlangga, ______
)
Yanti, M.Ag, Perbandingan Pendidikan,
(Rizqy Grafika, 2012)
http://griyadifa.blogspot.com/2012/06/sistem-pend-di-arab-saudi.html
http://griyadifa.blogspot.com/2012/06/sistem-pend-di-arab-saudi.html
churryelmoena.blogspot.com/2013/03/makalah-perbandingan-pendidikan-timur.htm
[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Arab_Saudi
[2] Yanti, M.Ag, Perbandingan Pendidikan, (Rizqy Grafika, 2012),
h.
[3] Yanti, M.Ag, posit, 98
[4] ibid
[5] ibid
[6] ibid
[7] http://churryelmoena.blogspot.com/2013/03/makalah-perbandingan-pendidikan-timur.html
[8] churryelmoena.blogspot.com/2013/03/makalah-perbandingan-pendidikan-timur.html
[9] http://churryelmoena.blogspot.com/2013/03/makalah-perbandingan-pendidikan-timur.html
[10] http://id.wikipedia.org/wiki/Arab_Saudi
[11] ibid
[12] http://griyadifa.blogspot.com/2012/06/sistem-pend-di-arab-saudi.html
[13] ibid
[14] ibid
[15] Yanti, M. Ag, opcit, h. 105
[16] Ibid, h. 107
No comments:
Post a Comment