Saturday, December 12, 2015

Peranan Ilmu Pengetahuan dalam Masyarakat

BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Ilmu merupakan pengetahuan yang dilakukan sejak bangku sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu. Tanpa rasa ingin tahu maka pengetahuan tidak akan ada.
Manusia merupakan satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan secara sungguh-sungguh. Binatang juga mempunyai pengetahuan, namun pengetahuan ini terbatas untuk kelangsungan hidupnya berbeda dengan tujuan pendidikan manusia.
Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Kumpulan manusia yang tinggal bersamaan dalam satu wilayah dinamakan masyarakat.
Pengetahuan mampu dikembangkan manusia karena anusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut serta manusia mempunyai kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. Cara berpikir disebut dengan penalaran.
B.  Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A.          Pengertian Ilmu Pengetahuan
Ilmu menurut The Liang Gie (dalam Surajiyo, 2007) adalah rangkaian aktivitas penelaahan yang mencari penjeasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam berbagai seginya dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin dimengerti.
Mohnmmad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu gotongan masalah yang tabiatnya, maupun menunit kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam. Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten tenung fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana, (Amsal Bakhliar. 2004, htm. 15)
Pengetahuan (Surajiyo:2007) adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk menuturkan apabila seseorang mengenal tentang sesuatu. Semua pengetahuan hanya dikenal dan ada didalam pikiran manusia, tanpa pikiran pengetahuan tidak akan eksis.
Bahm ( dalam Mustansyir dkk,2001) menyebutkan hal penting yang berfungsi untuk membentuk pikiran manusia yaitu mengamati (observes), menyelidiki (inquires), percaya (believes), hasrat (desires), maksud (intendes), mengatur(organizes), menyesuaikan (adapt), dan menikmati (enjoys).
Ilmu pengetahuan ( Surajiyo: 2007) diambil dari kata bahasa inggris science, berasal dari bahasa latin scientia dari bentuk kata kerja scire yang berarti memelajari dan mengetahui.
Hubungan ilmu dan pengetahuan dijelaskan oleh The Liang Gie (1987) yang memberi penjelasan bahwa  ilmu sebagai aktivitas ilmiah dapat berwujud penelaahan, penyelidikan, usaha untuk menemukan atau pencarian.
     Aktivitas
       Ilmu
        Metode                                          Pengetahuan
Dalam bagan tersebut memerlihatkan bahwa ilmu harus dusahakan dengan aktivitas manusia, aktivitas itu harus dilaksanakan dengan metode tertentu dan akhirnya aktivitas metodis itu mendatangkan pengetahuan yang sistematis,
Adapun Daoed Jocsoef (1987) menunjukkan bahwa pengertian ilmu mengacu pada tiga hal, yaitu produk, proses, dan masyarakat. Ilmu pengetahuan sebagai produk, yaitu pengetahuan yang telah diketahui dan diakui kebenarannya oleh masyarakat ilmuwan. Pengetahuan ilmiah dalam hal ini terbatas pada kenyataan- kenyataan yang mengandung kemungkinan untuk disepakati dan terbuka untuk diteliti, diuji, dan dibantah oleh seseorang.
Ilmu pengetahuan sebagai proses artinya, kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan demi penemuan dan pemahaman dunia alami sebagaimana adanya, bukan sebagaimana yang kita kehendaki. Metode ilmiah yang khas dipakai dalam proses ini adalah analisis-rasional, objektif, sejauh mungkin 'impersonal' dari masalah-masalah yang didasarkan pada percobaan dan data yang dapat diamati.
Ilmu pengetahuan sebagai masyarakat artinya dunia pergaulan yang tindak- tanduknya, perilaku dan sikap serta tutur katanya diatur oleh empat ketentuan yaitu universalisme, komunalisme, tanpa pamrih, dan skeptisisme yang teratur.
Adapun menurut Bahm ( dalam Koento Wibisono, 1997) definisi ilmu pengetahuan melibatkan paling tidak enam macam komponen yaitu masalah (problem), sikap (attitude), metode (method), aktivitas (activity), kesimpulan (conclusion) dan pengaruh (effect).
1.         Masalah (problem)
Ada tiga karakteristik yang harus dipenuhi untuk menunjukan bahwa suatu masalah bersifat scientific yaitu communicability ( dapat dikomunikasikan), the scientific attitude (memenuhi karakteristik ilmiah) dan the scientific method ( harus dapat duji).
2.         Sikap (attitude)
Karakteristik yang harus di penuhi yaitu curosity yaitu adanya rasa ingin tahu tentang bagaimana sesuatu itu ada. Speculativeness, harus mempunyai usaha dan hasrat untuk mencoba memecahkan masalah melalui hiopotesis-hipotesis yang diusulkan.
Willingness to be objective, hasrat dan usaha untuk bersikap dan bertindak objektif. Willingness to suspend judgement, bertindak sabar dalam mengadakan observasi dan bersikap bijaksana dalam menentukan kebijakan berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan karena apa yang diketemukan masih serba tentative.
3.         Metode (method)
Sifat scientific method berkenaan dengan hipotesis yang kemudian diuji. Esensi science terletak pada metodenya. Science  sebagai teori, merupakan sesuatu yang selalu berubah. Berkenaan dengan sifat metode scientific, para scientist tidak selalu memiliki ide yang pasti yang dapat ditunjukansebagai sesuatu yang absolute dan mutlak.
4.         Aktivitas (activity)
Aktivitas terdiri dari dua aspek yaitu aspek individual dan aspek social. Aspek individual, science adalah aktivitas yang dilakukan oleh sesorang. Sedangkan aspek social, science has become avast nstitutional undertaking. Scientist menyuarakan kelompok orang-orang elite dan science merupakan a never ending jouney atau a never ending effort.
5.         Kesimpulan (conclusions)
Kesimpulan merupakan pemahaman yang dicapai sebagai hasil pemecahan masalah adalah tujuan dari science, yang diakhiri dengan pembenaran sikap, metode dan aktivitas.
6.         Beberapa pengaruh (effect)
Sebagaimana dari apa yang dihasilkan melalui science pada gilirannya member berbagai pengaruh. Pertimbangannya dibatasi oleh dua penekanan yaitu pengaruh ilmu terhadap ekologi melalui apa yang disebut applied science dan pengaruh ilmu terhadap atau dalam masyarakat serta membedayakannnyamenjadi beberapa nilai.
B.       Sejarah Ilmu Pengetahuan
Pemikiran filsafat banyak dipengaruhi oleh lingkiungan. Namun pada dasarnya filsafat muncul dari sifat religius, baik di Barat, India maupun Cina. Untuk sejarah perkembangan ilmu pengetahuan mengacu pada pemikiran filsafat di Barat karena filsafat di Barat tidak terkandung unsur mitos dan rasio lebih menonjol.
Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah peradaban manusia karena pada waktu itu terjadi perubahan pola pikir manusia dari mitos menjadi lebih rasional. Perubahan pola pikir tersebut kelihatannya sederhana, tetapi memiliki dampak yang besar. Manusia yang dulunya pasif dalam menghadapi fenomena alam menjadi lebih aktif dan kreatif, sehingga alam dijadikan objek penelitian dan dikaji lebih dalam. Dari proses inilah lahir ilmu pengetahuan. Jadi ilmu tidaklah lahir secara instan, tetapi bertahap secara periodik. Berikut merupakan tahap lahirnya ilmu pengetahuan:
1.            Zaman Pra Yunani Kuno (B)
Pada zaman ini manusia masih menggunakan batu sebagai peralatan. Oleh karena itu zaman pra Yunani Kuno disebut zaman batu. Pada abad ke-6 SM di Yunani lahirlah filsafat. Timbulnya filsafat di tempat itu disebut peristiwa ajaib. Ada beberapa faktor yang sudah mendahului dan seakan-akan mempersiapkan lahirnya filsafatdi Yunani yaitu sebagai berikut:
a.            Mitos dianggap sebagai perintis yang mendahuluifilsafat, karena mitos sudah merupakan percobaan untuk mengerti. Mitos sudah memberi jawaban atas pertanyaan yang ada pada manusia. Bangsa Yunani mengadakan beberapa usaha untuk menyusun mitos-mitos yang diceritakan oleh rakyat menjadi suatu keseluruhan yang sistematis.
b.            Kesusastraan Yunani
c.            Pengaruh ilmu pengetahuan yang pada waktu itu sudah terdapat di Timur Kuno. h. 80
2.            Zaman Yunani Kuno (C)
Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapat. Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu atau filsafat, karena bangsa Yunani pada masa itu tidak lagi mempercayai mitos-mitos. Bangsa Yunani juga tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap menerima, melainkan menumbuhkan (blm lgkap h. 82)
3.            Zaman Abad Pertengahan
Periode pada masa ini mempunyai perbedaan yang mencolok dengan abad sebelumnya. Perbedaan tersebut terletak pada dominasi agama. Para ilmuwan pada masa ini hampir semua para teolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Timbulnya agama Kristen yang diajarkan oleh Nabi Isa as, membawa perubahan besar terhadap kepercayaan agama. Agama Kristen menjadi problema kefilsafatan karena mengajarkan bahwa wahyu Tuhan merupakan kebenaran sejati. Hal ini berbeda dengan pandangan Yunani Kuno yang mengatakan bahwa kebenaran dapat dicapai oleh kemampuan akal. H. 85
4.               Zaman Renaissance (E)
Zaman Renaissance ditandai dengan era kebangkitan kembali pemikiran yang bebas dari dogma-dogma agama. Renaissance adalah zaman peralihan ketika kebudayaan Abad Pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Penemuan ilmu pengetahuan modern sudah mulai dirintis.ilmu pengetahuan yang berkembang maju pada masa itu adalah bidang astronomi. H. 86
5.            Zaman Modern (F)
Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya telah dirintis sejak zaman Renaissance. Seperti Rene Descartes, tokoh yang terkenal senagai bapak filsafat modern dan juga seorang ahli ilmu pasti. Penemuannya dalam ilmu pasti adalah sistem koordinat yang terdiri atas dua garis lurus X dan Y dalam bidang datar. h. 87
6.            Zaman Kontemporer
Di antara ilmu khusus yang dibicarakan oleh para filsuf, bidang fisika menempati kedudukan tertinggi. Fisikawan termasyur abad ke 20 adalah Albert Einstein. Ia menyatakan bahwa alam itu tidak berhingga besarnya dan tidak terbatas, tetapi juga tidak berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Di samping teori mengenai fisika, alam semesta, dan lain-lain. Zaman kontemporer ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih. Teknologi komunikasi dan informasi menjadi teknologi yang berkembang sangat pesat, sehingga terjadi spesialisasi ilmu yang semakin tajam. H. 89
C.          Dasar-dasar pengetahuan
Sepanjang sejarah manusia dalam usaha memahami dunia sekelilingnya mengenal dua sarana yaitu pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) dan penjelasan gaib (mystical exlpanataion). Menurut The Liang Gie ( dalam Surajiyo, 2007) hubungan antara pengetahuan ilmiah, penjelasan gaib dan persoalan ilmiah dapat diperjelas dengan bagan berikut
.
Dalam bagan tersebut terdapat tiga bidang yang saling berhubungan, yaitu
I.          Bidang pengetahuan ilmiah, merupakan kumpulan hipotesis yang terbukti sah.
II.         Bidang persoalan ilmiah, merupakan kumpulan hipotesis yang dapat diuji tetapi belum terbukti sah.
III.        Penjelasan mistis merupakan kumpulan hipotesis yang tidak dapat diuji sahnya.
Berikut beberapa dasar-dasar pengetahuan yaitu:
1.    Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang berupa pengetahuan yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menentukan kebenaran.[1] Berpikir merupakan kegiatan menemukan pengetahuan. Sebagai suatu kerangka berpikir maka penalaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.    Logika yaitu suatu pola pikir secara luas. Kegiatan berpikir bisa disebut logis bila ditinjau dari sudut pandang logika tertentu, dan tidak logis bila ditinjau dari sudut pandang logika yang lain.
b.    Bersifat analitik. Penelaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang menyandarkan diri kepada suatu analisis dan kerangka berpikir yang dipergunakan untuk analisis adalah logika.  Untuk melakukan kegiatan analisis maka penalaran harus diisi dengan materi pengetahuan yang berasal dari suatu sumber kebenaran. Pengetahuan yang dipergunakan dalam penalaran pada dasarnya bersumber pada rasio dan fakta.
D.       Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan
Agar dapat diperoleh kejelasan tentunya dengan mempergunakan metode relevan untuk mencapai kebenaran yang cocok dengan keadaan yang sesungguhnya. (Abbas Hamami Mintaredja, 1980)
Menurut The Liang Gie ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah mempunyai 5 ciri pokok yaitu sebagai berikut:
1.         Empiris, pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan
2.         Sistematis, berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan itu mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur
3.         Objektif, ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan pribadi
4.         Analitis, pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok soalnya ke dalam bagian yang terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian itu;
5.         Verifikatif, dapat diperiksa kebenarannya oleh siapa pun juga.
Van Melsen (1985) mengemukakan ada delapan ciri yang menandai ilmu, yaitu sebagai berikut.
1.  Ilmu pengetahuan secara metodis harus mencapai suatu keseluruhan yang secara logis koheren. Itu berarti adanya sistem dalam penelitian (metode) maupun harus (susunan logis).
2.  Ilmu pengetahuan tanpa pamrih, karena hal itu erat kaitannya dengan tanggung jawab ilmuwan.
3.  Universalitas ilmu pengetahuan.
4.  Objektivitas, artinya setiap ilmu terpimpin oleh objek dan tidak didistorsi olehprasangka-prasangka subjektif.
5.  Ilmu pengetahuan harus dapat diverifikasi oleh semua peneliti ilmiah yang bersangkutan, karena itu ilmu pengetahuan harus dapat dikomunikasikan.
6.  Progresivitas, artinya suatu jawaban ilmiah baru bersifat ilmiah sungguh-sungguh, bila mengandung pertanyaan baru dan menimbullkan proble baru lagi.
7.  Kritis, artinya tidak ada teori yang definitif, setiap teori terbuka bagi suatu peninjauan kritis yang memanfaatkan data-data baru
8.  Ilmu pengetahuan harus dapat digunakan sebagai perwujuaan kebertautan antara teori dengan praktis.

A.          Peranan Ilmu Pengetahuan dalam Masyarakat
Peradaban manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan. Berkat kemajuan ilmu pengetahuan maka pemenuhan kebutuhan manusia lebih cepat dan lebih mudah untuk dilakukan seperti dalam bidang komunikasi, kesehatan, pendidikan, transportasi dll. Peranan ilmu pengetahuan diantaranya terhadap kebutuhan pokok manusia, yaitu; pangan dan sandang,ada yang positif dan ada juga yang negatif.
1.      Pangan(makanan)
a.  Ditemukan bibit unggul yang dalam waktu singkat dapat diproduksi berlipat ganda.
b. Digunakan mekanisasi pertanian untuk memungut hasil produksi sehingga hasilnya lebih besar bila dubandingkan dengan menggunakan tenaga manusia.
c. Diterapkannya cara memupukan yang tepat serta digunakannya bakteri yang sanggup memperkuat akar tanaman dengan mengambl zat hara dengan lebh baik sehingga hasilnya bertambah banyak.
d.    Digunakan bioteknologi(misalnya hormone tumbuhan), untuk merangsang tumbuhnya daun, bunga, atau buah sehingga tumbuh lebih banyak .
2.      Sandang (pakaian)
a.  Menolong manusaia dalam pengadaan sandang dengan adanya mesin tekstil sehngga mempercepat proses pembuatan pakaian.
b.  Telah ditemukanya serat sentises, baik yang membuat dari pokok-pokok kayu yang diproses secara kimia menjadi benang(rayon) maupun dari bah menjadi  galian seperti hasil sulingan batubara dan minyak bumi yang dapat diperoses menjadi serat sintesis sepert poliester.
c.  Dengan kemajuan teknologi kata tidak perlu menunggu terlalu lama hasil serat tanaman kapas karena dengan serat sintesis, pembuatan tekstil dapat dlakukan secara besar besaran dalam waktu yang singkat.
Peranan ilmu pengetahuan dalam kebudayaan masyarakat yaitu:
a. Perkembangan ilmu pengetahuan dapat membuka banyak lapangan pekerjaan baru, dimana sumber daya manusia dapat berperan baik tenaga maupun pikiran.
b.  Perkembangan ilmu pengetahuan menaikan kualitas sumber daya manusia(keterampilan dan kecerdasan manusia).
c.    Perkembangan ilmu pengetahuan membuata budaya berkembang dan mempengaruhi pola pikir masyarakat untuk hidup lebih layak, dengan begitu diadakannya pendidikan.

[1] Suriasumantri, Jujun. (2005). Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, h. 42

1 comment:

saahdiacadiz said...

Blackjack, Craps, and Roulette - Mapyro
A guide to 제주도 출장안마 blackjack, craps, 영주 출장마사지 and roulette. Find blackjack's roulette table in a 용인 출장안마 location near the Boardwalk. 라이브 스코어 사이트 This casino also features an indoor pool. 청주 출장마사지