Saturday, November 26, 2011

UIN SUSKA go to World Class University : Dream or Challenge???

World Class University?? Apa yang ada dibenak teman-teman ketika mendengar kata tersebut?? Apakah kampus yang orangnya keren-keren, atau ngomong pakai bahasa Inggris di lingkungan kampusnya?? Terus gimana dengan mahasiswa yang ngomong pakai bahasa Arab? Bagaimana juga dengan anak yang tidak mampu sehingga dia tidak bisa keren-keren??
Atau sebuah kampus dengan fasilitas lengkap, canggih dan dengan murid-murid berprestasi?? Dan dengan berbagai aturan dalam kehidupan kampus dimana semua mahasiswa harus disiplin, punya intelegensi dan menciptakan sesuatu yang kreatif?? Sedangkan dosen-dosennya dari berbagai lulusan universitas ternama yang mempunyai puluhan karya-karya?? Inilah yang mungkin terlintas dalam benak kita semua. Namun ada baiknya kalau kita terlebih dahulu mengetahui ciri-ciri dari world class university.

Universitas berkelas dunia seakan-akan menjadi sebuah impian dan motivasi yang besar bagi seluruh universitas baik negeri maupun swasta untuk menjadi terkenal dan lebih baik dari yang lain. Segala hal dilakukan untuk mencapai predikat world class university.  Indonesia juga tidak mau ketinggalan dalam hal ini. Indonesia sekarang sedang gencar-gencarnya dengan world class university. Banyak perguruan tinggi siap menuju  ke sana.
Saat ini kampus kita UIN Suska tengah mencanangkan program tersebut. Hal ini telah dikemukakan oleh Bapak Prof. Dr H M Nazir Karim MA selaku rektor UIN Suska Riau. World class university boleh saja menjadi suatu keinginan bagi kita semua, namun apakah hal ini hanya jadi sebuah impian atau tantangan bagi kita??
Fenomena ini harus memiliki acuan dan dilihat dari berbagai sisi. Setidaknya ada 3 aspek penting yang harus diperhatikan :
1.             Kualitas para pengajar
Kualiatas para pengajar bukan hanya dinilai dari segi gelar seorang pengajar. Namun juga harus dinilai dari segi mengajar atau mendidik serta kedisiplinan seorang dosen, yang mana dosen harus on time dan tidak ada illeagal teaching, sebab sumber daya manusia yang baik akan terlahir dari kualitas para pengajar. Dosen harus memiliki ilmu yang banyak bukan hanya dia tahu tapi harus mengembangkan ilmunya,
Sudahkah UIN Suska mempunyai kualitas para pengajar yang baik?saya rasa belum, karena kita bisa melihat dari para dosen yang tidak on time dan mengajar dengan sesuka hatinya saja. Hal ini tidak menutup kemungkinan akan terjadinya illegal teaching. Seorang pendidik seharusnya mencerminkan sikap dan tanggung jawab yang baik, serta kedisiplinan yang tinggi. Dosen juga harus memiliki ilmu yang banyak namun di UIN Suska mungkin hanya beberapa dosen yang memiliki gelar S3. Seharusnya untuk mencapai world class university, dosen harus banyak yang memiliki gelar S3 dan banyak yang mengikuti study lanjut di universitas kelas dunia, serta rendahnya kemampuan TI dosen yang tidak semua dosen di UIN Suska mengerti tentang TI padahal TI bukanlah sesuatu yang asing namun sudah menjadi global.
2.             Ketersediaan sarana dan prasarana serta fasilitas terstandar
Apakah point kedua ini sudah ada pada UIN Suska?? Rasanya sudah dapat dilihat dari kenyataannya yang jauh dari itu. Hal ini dapat kita lihat dari terlalu banyaknya mahasiswa yang di terima oleh UIN Suska namun dengan fasilitas local yang rendah, sehingga membuat bentroknya jadwal pemakaian local, dan sulitnya mencari local sampai proses belajar mengajar pun bisa berpindah-pindah tidak menentu dan terkadang ada pula yang sampai ke mushala untuk belajar. Hal ini dapat mempengaruhi prestasi dan minat belajar para mahasiswa berkurang dikarenakan lingkungan dan sarana yang tidak memadai.
Tidak hanya sebatas local, di perpustakaan UIN Suska juga sangat kekurangan sarana prasarana. Hal ini bisa dilihat dari mesin fotocopy yang hanya ada pada satu lantai saja dengan jumlah pengunjung yang sangat banyak, padahal perpustakaan UIN Suska terdiri dari beberapa lantai. Sering sekali terlihat antrian yang ramai pada tempat fotocopy tersebut. Dalam hal ini perpustakaan sangat mendukung kegiatan belajar mahasiswa, seharusnya fasilitas yang ada pada perpustakan harus lengkap dan dapat menciptakan suasana yang nyaman serta terbatasnya referensi dan peralatan laboratorium yang dimiliki.
3.             Pengembangan karakter mahasiswa
Karakter dan sikap hidup yang baik adalah salah satu atribut yang senantiasa dibentuk selama proses pembelajaran di Perguruan Tinggi dalam visi menjadi manusia yang seutuhnya. Hal ini akan mempermudah mahasiswa menjadi berguna di kalangan manapun. Karakter tersebut dapat berkembang melalui kegiatan organisasi.
Namun apakah pengembangan karakter tersebut sudah mencapai hasil yang maksimal?? Hal ini dapat kita lihat pada kenyataannya bahwa mahasiswa UIN Suska memiliki tingkat kedisiplinan yang rendah, kurangnya sikap dan kesadaran menghormati dosen, pergaulan dengan teman yang belum berlandaskan perilaku berkarakter dan seenaknya, kurangnya kesadaran membangun kelas yang positif serta rendahnya pengembangan sikap-sikap positif kepemimpinan.
Perilaku berkarakter biasanya timbul dalam kegiatan organisasi. Organisasi  diharapkan mampu mengembangkan mahasiswa sesuai dengan kebutuhan, potensi, minat, dan bakat. Penanaman pengembangan karakter harus dibiasakan sehingga dapat menghasilkan mahasiswa yang berkarakter dan bersikap positif.

Standar perguruan tinggi kelas dunia memang cukup tinggi dan sulit jika tidak ada kemauan yang kuat untuk mencapai standar tersebut. Bukanlah suatu impian bagi UIN untuk mencapai World Class University namun adalah tantangan yang harus dihadapi dengan cara komitmen yang kuat pada diri setiap individu kampus. Oleh sebab itu, kita harus dapat merubah segala aspek di mulai dari diri kitada lingkungan sekitar kita. Dengan begitu akan mempermudah tercapainya world class university.

No comments: